prahasta

prahasta
prahasta

Sabtu, 13 Februari 2010

prahasta gugur

Prahasta Gugur

Para tokoh Alengka  jatuh berguguran. Sarpakenaka telah gugur, anak anak Prabu Dasamuka juga telah gugur. Sekarang Prabu Dasamuka memerintahkan Patih Prahasta maju ke medan laga. Patih Prahasta, sebelumnya meminta agar Prabu Dasamuka mengembalikan dewi Sinta pada Prabu Rama, sebelum seluruh orang Alengka akan tewas sia sia, hanya mempertahankan seorang wanita yang bukan menjadi haknya.

Sementara itu pasukan Alengka dengan senapatinya Patih Prahasta, telah sampai diperbatasan garis pertahanan Pancawati. Kedatangan Patih Prahasta disambut Anila.  Sebenarnya Patih Prahasta sudah tidak pantas maju ke medan perang, mengingat usianya sudah lanjut. Dengan sekuat tenaga Patih Prahasta beserta pasukannya bertempur mati matian mempertahankan wilayahnya.. Bagi Patih Prahasta, Alengka berperang melawan pasukan Rama, karena tidak rela andaikata Alengka sampai jatuh ke tangan  Prabu Rama, yang kemudian menjadi negara jajahan Negeri Pancawati. Sedangkan bagi pasukan Prabu Rama, mereka berjuang untuk membela kebenaran dan keadilan harus ditegakkan. Maka hanya ada satu cara yang bisa dilakukan oleh Prabu Dasamuka, untuk menghentikan perang yaitu dengan mengembalikan Dewi Sinta ketangan Prabu Rama. Patih Prahasta dikerubut para wanara, sehingga semakin membuat amarah Patih Prahasta.

Gada Patih Prahasta menyambar nyambar kearah pasukan wanara. Sementara itu Anila dalam menghadapi serangan pasukan Patih Prahasta terdesak mundur. Patih Prahasta maju merangsek Anila. Anila semakin terdesak. Sampai Anila, betul betul kehilangan jalan, ketika ia terhalang  sebuah tugu, menghalangi jalannya ,sehingga  tidak ada  jalan untuk menyelamatkan diri.  Tanpa disadari, seperti memiliki kekuatan raksasa, ia mencabut tugu itu, dan di pukulkan nya ke kepala Prahasta. Patih Prahasta pun tewas.

Anila pun terkejut, ketika tugu yang untuk memukul Prahasta menjadi seorang  bidadari. Tugu itu merupakan perubahan wujud Dewi Indradi, istri resi Gotama, yang dikutuk oleh Resi Gotama menjadi tugu. Kini Dewi Indradi telah   terlepas dari kutukan Resi Gotama. Dewi Indradi menceritakan peristiwa rebutan Cupu Manik Astagina, yang menyebabkan petaka bagi Keluarga Pertapaan Grastina. Dewi Indradi adalah ibu Dewi Anjani, Subali dan Sugriwa juga nenek dari  Anoman dan Anggada. Beruntunglah Sugriwa, Anoman dan Anggada ada didekat perkelahian Anila dan Patih Prahasta, sehingga mereka khususnya Sugriwa  bisa melepas rindu dengan ibunya.  Dewi Indradi terkejut ketika mengetahui anaknya Subali sudah meninggal dunia terlebih dahulu. Selesai bertemu dengan keluarganya, Dewi Indradi pun berpamitan dan kembali ke Kahyangan. Sementara itu pasukan Alengka pulang ke istana, dan melapor kepada Prabu Dasamuka, mengenai tewasnya Patih Prahasta.***

SEKIAN